Minggu, 19 Juni 2016

Prilaku individu dalam organisasi





Manusia  sangat penting dalam organisasi. Manusia   merupakan  salah  satu  faktor  dan  pendukung  organisasi. Menurut  David  A.Nadler  (1970)  sebagaimana  dikemukakan oleh  Anoraga  (1995:54)  dan  Thoha    (2007:33)  bahwa  perilaku manusia  adalah  sebagai  suatu  fungsi  dari  integrasi  antara  person atau  individu  dengan  lingkungannya.  misalnya  seorang  tukang  parkir  yang melayani  memparkir  mobil,  seorang  tukang  pos  yang menyampaikan  surat-surat  ke  alamat,  seorang  karyawan  asuransi yang  datang  ke  rumah  menawarkan  jasa  asuransinya,  seorang perawat  di  rumah  sakit,  dan  juga  seorang  manajer  di  kantor  yang membuat  keputusan.  Berbagai  karakter  yang  diperlihatkan  oleh individu sesuai dengan jabatanya tentunya akan berbeda-beda. Dan perilakunya adalah ditentukan  oleh masing-masing lingkungannya yang memang berbeda.
Dalam kaitan antara individu dengan organisasi, maka ia membawa karakteristik individu ke dalam organisasi, sehingga terjadilah interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi. Interaksi keduanya mewujudkan perilaku individu dalam organisasi. Perilaku individu juga dapat dipahami dengan mempelajari karakteristik individu. Nimran dalam Sopiah (2008) menjelaskan karakteristik yang melekat pada individu terdiri dari ciri-ciri biografis, kepribadian, persepsi dan sikap. Berikut adalah penjelasan dari masing-masingkarakteristik tersebut.
Adapaun karakteristik yang dimaksud adalah ciri-ciri biografis, kepribadian, persepsi, dan sikap.
1.        Ciri-ciri biografis
Ciri-ciri yang melekat pada individu antara lain :
a.         Umur
Umur juga menentukan kemampuan seoarang untuk bekerja, termasuk bagaimana dia merespons stimulus yang dilancarkan individu/ pihak lain. Setidaknya ada tiga alasan yang menjadikan umur penting untuk dikaji. Pertama, adanya persepsi bahwa semakin tua seseorang maka prestasi kerjanya akan semaki merosot karena faktor biologis alamiah. Kedua, adanya realitas bahwa semua pekerja akan menua. Di Amerika Serikat tahun 1995-2005 sektor pekerja usia 50 tahun ke atas ternyata berkembang jauh lebih cepat dari generasi penggantinya. Ketiga, adanya ketentuan peraturan (di amerika serikat) pensiunan yang sifatnya perintah adalah melanggar hukum karena batasan pensiun bukanlah umur, melainkan ketika yang bersangkutan menyatakan tidak mampu lagi bekerja. Jika terlaksana demikian maka banyak pekerja usia 70 tahun belum akan pensiun.
b.         Jenis kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki peran, tugas, dan tanggung jawab yang berbeda sehingga peran laki-laki dan perempuan berbeda disetiap bidangnya misalnya karyawan wanita cenderung lebih rajin, disiplin, teliti dan sabar.
c.         Status perkawinan
Status perkawinan mempengaruhi karyawan dalam memaknai suatu pekerjaan. Begitu juga dengan tingkat kepuasan kerja.
d.         Jumlah tanggungan
Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa semakin banyak jumlah tanggungan dalam keluarga seorang karyawan maka tingkat absensi semakin tinggi. Jumlah tanggungan juga ikut menentukan tingkat produktifitas kerja seorang karyawan.
e.         Masa kerja
Relevan masa kerja adalah berkaitan langsung dengan senioritas dalam pekerjaan. Artinya tidak relevan membandingkan pria, wanita, tua, muda dan seterusnya karena penelitian menunjukkan bahwa belum tentu yang lebih lama pada pekerjaan memiliki produktifitas yang lebih tinggi.
Penelitian menyimpulkan bahwa semakin lama seorang karyawan bekerja semakin rendah keinginan karyawan untuk meninggalkan pekerjaannya.

2.      Kepribadian
Kepribadian sebagai pengorganisasian yang dinamis dari sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian diri dengan lingkungannya. Dan sebagai keseluruhan cara bagaimana individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain.
Ada sejumlah teori tentang kepribadian yang layak untuk dipahami.
a.       Teori Psikoanalisis
Sigmund freud, pencetus teori ini,mengemukakan bahwa kepribadian memiliki tiga komponen, yaitu id, ego, dan superego. Id adalah komponen dasar dan berkembang ketika masih masa kanak-kanak, bahkan bisa sampai tua sekalipun. Superego merupakan elemen kepribadian yang tumbuh dan berkembang, naik turun selama manusia hidup. Superego merupakan gudang dari nilai, norma, dan etika yang dianut seseorang. Ego merupakan elemen kepribadian yang bersifat sebagai penengah dari dua elemen sebelumnya, id dan superego.
b.      Teori Pemenuhan
Teori ini didasari suatu premis bahwa manusia hanya memiliki satu dasar kekuatan yang secara terus-menerus mendorongnya ke arah pemenuhan akan aktualisasi diri.
Ada lima tingkatan kebutuhan manusia, yaitu :
1.      Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari setiap manusia. Manusia membutuhkan sandang, pangan, papan, dan kesehatan.
2.      Kebutuhan akan rasa aman
Manusia membutuhkan rasa aman, baik secara fisik maupun secara mental, membutuhkan kemerdekaan. Setiap oarang menginginkan kemerdekaan untuk menentukan hidupnya, menyampaikan pikiran, pendapat dan juga hasratnya.
3.      Kebutuhan sosial.
Secara kodrati manusia merupakan makhluk sosial. Dia membutuhkan cinta. Dia membutuhkan teman untuk berinteraksi dan berinterelasi dengan yang lain.
4.      Kebutuhan akan harga diri
Setiap orang membutuhkan penghargaan, pengakuan dan kepercayaan dari orang lain.
5.      Kebutuhan akan aktualisasi diri.
Setiap orang memiliki potensi diri yang diberikan Tuhan kepadanya. Manusian juga mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya seoptimal mungkin.
Berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa secara hakikat sejak lahir manusia memilki kebutuhan dari yang paling mendasar hingga aktualisasi diri.
c.         Teori Konsistensi
Menurut teori ini kepribadian manusia itu tidak dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan dimana manusia itu hidup.
Adapun tipe-tipe kepribadian sebagai berikut :
1)             Tipe realistic
Mereka yag berada pada areal ini adalah cenderung sebagai orang yang memilikikeengganan social, agak pemalu, bersikap menyesuaikan diri, materialistik, polos,keras hati, praktis, suka berterus terang, asli, maskulin dan cenderung atletis, stabil,tidak ingin menonjolkan diri, sangat hemat, kurang berpandangan luas, dan kurangmau terlihat.
2)             Tipe investigatif 
Mereka yang berada di dalam tipe ini cenderung berhati-hati, kritis, ingin tahu,mandiri, intelektual, instropektif, introvert, metodik, agak pasif, pesimis, teliti,rasional, pendiam, menahan diri dan kurang popular.
3)             Tipe artistikOrang-orang yang masuk tipe ini cenderung untuk memperlihatkan dirinya sebagai orang yang “agak sulit” (complicated),tidak teratur, emosional, tidak materialistik,idealistis, imaginative, tidak praktis, implusit, mandiri, introspeksi, intuitif, tidakmenyesuaikan diridan orisinil/asli
4)             Tipe sosial
Mereka yang tergolong dalam tipe ini sosial ini cenderung untuk memperlihatkandirinya sebagai orang yang suka kerjasama, suka menolong, sopan santun (friendly), murah hati, agak konservatif, idealistis, bersifat social, bertanggung jawab.
5)             Tipe enterprisingMereka yang masuk dalam tipe ini cenderung memperlihatkan dirinya sebagai orangyang gigih encapai keuntungan, petualang, bersemangat (ambisi), dominan, energik,optimis, percaya diri, social, dan suka bicara.
6)             Tipe conventional Mereka yang masuk dalam tipe ini adalah orang-orang yang mudah menyesuaikan diri (conforming), teliti, efisien, sopan santun, tenang, pemalu, patuh, teratur dancenderung rutin, keras hati, praktis, kurang imajinasi, tetapi kurang mengontrol diri.

3.      Atribut kepribadian
Ada sejumlah atribut kepribadian yang perlu dicermati, di antaranya :
a.       Daerah pengendalian ( locus of control)
Daerah pengendalian berkenaan dengan sejauh mana seseorang merasa yakin bahwa tindakannya akan memengaruhi imbalan yang akan diterimanya. Ada dua sifat pengendalian kepribadian, yaitu internal dan eksternal. Kepribadian yang bersifat pengendalian internal adalah kepribadian dimana seseorang percaya bahwa dialah yang mengendalikan apa yang terjadi pada dirinya. Sedangkan sifat kepribadian pengendalian eksternal adalah keyakinan seseorang bahwa apa yang terjadi pada dirinya ditentukan oleh lingkungan (diluar dirinya), seperti nasib dan keberuntungan.
b.      Paham otoritarian
Paham ini berkeyakinan bahwa ada perbedaan status dan kekuasaan pada orang-orang yang ada dalam organisasi. Sifat kepribadian otoritarian yang tinggi memiliki intelektual yang kaku, membedakan orang atau kedudukan dalam organisasi, mengeksploitasi orang yang memiliki status di bawahnya, suka curiga dan menolak perubahan.
c.       Orientasi prestasi
Orientasi juga merupakan karakteristik kepribadian yang dapat digunakan untuk meramal perilaku orang. Mc Clelland, tentang kebutuhan untuk berpresentasi, meenyebutkan bahwa ada dua karakteristik sifat kepribadian seseorang yang memilki kebutuhan untuk berprestasi tinggi, yaitu : (1) Mereka secara pribadi ingin bertanggungjawab atas keberhasilan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. (2) Mereka lebih senang dengan suatu resiko. Resiko merupakan tantangan yang mengasikkan. Jika berhasil melewatinya maka ia akan merasa puas.

4.      Introversi dan Ekstroversi
Introversi adalah sifat kepribadian seseorang yang cenderung menghabiskan waktu dengan dunianya sendiri dan menghasilkan kepuasan atas pikiran dan perasaannya. Ekstroversi merupakan sifat kepribadian yang cenderung mengarahkan perhatian kepada orang lain, kejadian di lingkungan dan menghasilkan kepuasan dari stimulus lingkungan.

5.      Persepsi
Gitusudarmo menyebutkan bahwa persepsi sebagai suatu proses memperhatikan dan menyeleksi, mengorganisasikan dan menafsirkan stimulus lingkungan. Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi, di antaranya:
a.       Ukuran, di mana semakin besar atau semakin kecil ukuran suatu objek fisik maka akan semakin dipersepsikan.
b.      Intensitas, di mana semakin tinggi tingkat intensitas suatu stimulus maka semakin besar kemungkinannya untuk dipersepsikan.
c.       Frekuensi, di mana semakin sering frekuensi suatu stimulus maka akan semakin dipersepsikan orang. Misalnya perusahaan yang gencar mengiklankan produknya di berbagai media.
d.      Kontras, di mana stimulus yang kontras/mencolok dengan lingkungannya akan semakin dipersepsi orang. Seseorang yang tampil “beda” secara fisik akan semakin dipersepsikan orang.
e.       Gerakan, di mana stimulus dengan gerakan yang lebih banyak akan semakin dipersepsikan orang dibanding stimulus yang gerakannya kurang. Misalnya di suatu ruangan yang hening, semua diam, tiba-tiba ada seseorang yang gerak, maka semua orang di ruangan tersebut akan memperhatikan orang yang bergerak itu.
f.        Perubahan, di mana stimulus yang berubah-ubah akan menarik untuk diperhatikan dibanding stimulus yang tetap. Misalnya lampu yang nyalanya berkelip-kelip atau memiliki warna yang bermacam-macam akan lebih menarik perhatian.
g.       Baru, di mana suatu stimulus baru akan lebih menarik perhatian orang dibanding stimulus lama. Misalnya buku terbitan baru tentu akan lebih menarik perhatian pubik dibandingkan dengan buku terbitan lama
h.       Unik, di mana semakin unik suatu objek atau kejadian maka akan semakin menarik orang lain untuk memperhatikannya.
i.         Pelaku Presepsi. Bila seorang individu memandang dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sarat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi individual itu.
j.        Target. Karakteristik dalam target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipresepsikan.
k.      Situasi. Adalah penting konteks dalam mana kita melihat objek-objek atau peristiwa-peristiwa.

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi dalam persepsi atau adanya perbedaan persepsi dalam memaknai sesuatu. Faktor tersebut adalah :
a.       Pemberian kesan (perceiver)
Bagaimana seseorang memberikan arti terhadap sesuatu sangat ditentukan oleh karakteristik kepribadian orang tersebut. Misalnya umur, lamanya bekerja, status, tingkat pendidikan, agama, budaya, dan lain-lain.
-         Sasaran
Atribut yang melekat pada objek yang sedang diamati akan dipersepsikan sehingga dapat mempengaruhi bagaimana orang mempresepsikan hal tersebut. Misalnya dari wujud fisik, tinggi, bentuk tubu, rambut, cara berpakaian, suara, gerakan, bahasa tubuh maupun sikap yang memberikan berbagai persepsi yang berbeda dari tiap orang berbeda.
-         Situasi
Lingkungan sangat menentukan individu/kelompok dalam mempresepsikan objek atau kejadian. Contohnya, setiap malam minggu Anda meliha seseorang di sebuah cafe. Menurut Anda, orang tersebut tidak menarik. Tetapi ketika orang tersebut datang ke masjid, menurut Anda orang tersebut menjadi sangat menarik. Namun mungkin saja orang lain tidak menilainya demikian.

6.      Kemampuan
Kemampuan yaitu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Pencapaian tujuan organisasi atau manajemen yang berhasil adalah kemampuan seorang pimpinan untuk mengeksploitasikan kelebihan sebesar-besarnya dan menekankan kekurangannya dari berbagai orang untuk bersama-sama meningkatkan produktifitas. Kategori dikelompokkan menjadi dua yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
-          Kemampaun intelektual merupakan kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan mental. Untuk mengungkapkan kemampuan ini digunakan tes IQ yang berusaha mengeksplorasi dimensi kecerdasan numerik yaitu kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat, pemahaman verbal yaitu kemampuan memahami apa yang dibaca dan didengar serta relasinya satu sama lain, kecepatan perseptual yaitu kemampuan mengenali kemiripan dan beda visual dengan cepat dan tepat, penalaran induktif yaitu kemampuan mengenali suatu urusan secara logis dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah tersebut, penalaran deduktif yaitu kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari suatu argumen, visualisasi ruangan yaitu kemampuan membayangkan bagaimana suatu objek akan tampak seandainya posisinya dalam ruangan dirubah, ingatan (memory) yaitu kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman masa lalu. Untuk pekerjaan yang memerlukan rutinitas tinggi dan tidak memerlukan intelektualitas tinggi, IQ tinggi tidak ada relevansinya dengan bekerja. Namun pemahaman verbal, kecepatan persepsi, visualisasi ruang, dan ingatan banyak diperlukan di berbagai bidang pekerjaan. Sehingga tes IQ tetap diperlukan.
-         Kemampuan fisik merupakan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas yang  menuntut stamina, kecekatan, keterampilan, dan kekuatan.
Karyawan yang mempunyai kemampuan intelektual dan fisiknya tidak sesuai dengan tuntutan pekerjaan, dipastikan akan merupakan penghambat pencapaian tujuan kinerja atau produktifitasnya.

  Faktor-faktor pembentuk perilaku
Ada dua pendapat yang bertentangan mengenai faktor-faktor membentuk kepribadian, yaitu:
1.         Aliran yang percaya bahwa kepribadian seorang secara murni ditentukan oleh faktor bawaan.
Sebagai contoh: seorang anak yang dilahirkan dengan gen tertentu yang dikenal dengan down syndrome. Hal ini menyebabkan dimilikinya IQ yang sangat rendah,
2.         Aliran yang menggunakan pengaruh faktor lingkungan.
Jadi lingkungan berpengaruh untuk pembentukan perilaku seseorang.



Daftar pustaka
http://gudangilmumahasiswa.blogsaya.com/post/perilaku-individu-dalam-organisasi.html
http://lisarahayu18.blogspot.co.id/2014/12/perilaku-individu-dalam-organisasi.html
http://dianloves.me/mengelola-perbedaan-individu.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar