Manusia sangat penting
dalam organisasi. Manusia merupakan salah satu
faktor dan pendukung organisasi. Menurut David
A.Nadler (1970) sebagaimana dikemukakan oleh
Anoraga (1995:54) dan Thoha (2007:33)
bahwa perilaku manusia adalah sebagai suatu
fungsi dari integrasi antara person atau
individu dengan lingkungannya. misalnya seorang
tukang parkir yang melayani memparkir mobil,
seorang tukang pos yang menyampaikan surat-surat
ke alamat, seorang karyawan asuransi yang
datang ke rumah menawarkan jasa
asuransinya, seorang perawat di rumah sakit,
dan juga seorang manajer di kantor yang membuat
keputusan. Berbagai karakter yang diperlihatkan
oleh individu sesuai dengan jabatanya tentunya akan berbeda-beda. Dan perilakunya
adalah ditentukan oleh masing-masing lingkungannya yang memang berbeda.
Dalam kaitan antara
individu dengan organisasi, maka ia membawa karakteristik individu ke dalam
organisasi, sehingga terjadilah interaksi antara karakteristik individu dengan
karakteristik organisasi. Interaksi keduanya mewujudkan perilaku individu dalam
organisasi. Perilaku individu juga dapat dipahami dengan mempelajari
karakteristik individu. Nimran dalam Sopiah (2008) menjelaskan karakteristik
yang melekat pada individu terdiri dari ciri-ciri biografis, kepribadian,
persepsi dan sikap. Berikut adalah penjelasan dari masing-masingkarakteristik
tersebut.
Adapaun karakteristik yang dimaksud adalah ciri-ciri biografis,
kepribadian, persepsi, dan sikap.
1. Ciri-ciri biografis
Ciri-ciri yang melekat pada
individu antara lain :
a. Umur
Umur juga menentukan kemampuan
seoarang untuk bekerja, termasuk bagaimana dia merespons stimulus yang
dilancarkan individu/ pihak lain. Setidaknya ada tiga alasan yang menjadikan umur penting untuk
dikaji. Pertama, adanya persepsi
bahwa semakin tua seseorang maka prestasi kerjanya akan semaki merosot karena
faktor biologis alamiah. Kedua, adanya realitas
bahwa semua pekerja akan menua. Di Amerika Serikat tahun 1995-2005 sektor
pekerja usia 50 tahun ke atas ternyata berkembang jauh lebih cepat dari
generasi penggantinya. Ketiga, adanya ketentuan
peraturan (di amerika serikat) pensiunan yang sifatnya perintah adalah
melanggar hukum karena batasan pensiun bukanlah umur, melainkan ketika yang
bersangkutan menyatakan tidak mampu lagi bekerja. Jika terlaksana demikian maka
banyak pekerja usia 70 tahun belum akan pensiun.
b. Jenis kelamin
Laki-laki dan perempuan
memiliki peran, tugas, dan tanggung jawab yang berbeda sehingga peran laki-laki
dan perempuan berbeda disetiap bidangnya misalnya karyawan wanita cenderung
lebih rajin, disiplin, teliti dan sabar.
c. Status perkawinan
Status perkawinan mempengaruhi
karyawan dalam memaknai suatu pekerjaan. Begitu juga dengan tingkat kepuasan
kerja.
d. Jumlah tanggungan
Beberapa hasil penelitian
menyimpulkan bahwa semakin banyak jumlah tanggungan dalam keluarga seorang
karyawan maka tingkat absensi semakin tinggi. Jumlah tanggungan juga ikut
menentukan tingkat produktifitas kerja seorang karyawan.
e.
Masa kerja
Relevan masa kerja adalah berkaitan langsung dengan senioritas dalam
pekerjaan. Artinya tidak relevan membandingkan pria, wanita, tua, muda dan
seterusnya karena penelitian menunjukkan bahwa belum tentu yang lebih lama pada
pekerjaan memiliki produktifitas yang lebih tinggi.
Penelitian menyimpulkan bahwa
semakin lama seorang karyawan bekerja semakin rendah keinginan karyawan untuk
meninggalkan pekerjaannya.
2. Kepribadian
Kepribadian sebagai pengorganisasian yang dinamis dari sistem psikofisik
dalam diri individu yang menentukan penyesuaian diri dengan lingkungannya. Dan
sebagai keseluruhan cara bagaimana individu bereaksi dan berinteraksi dengan
orang lain.
Ada sejumlah teori tentang
kepribadian yang layak untuk dipahami.
a. Teori Psikoanalisis
Sigmund freud, pencetus teori
ini,mengemukakan bahwa kepribadian memiliki tiga komponen, yaitu id, ego, dan
superego. Id adalah komponen dasar dan berkembang ketika
masih masa kanak-kanak, bahkan bisa sampai tua sekalipun. Superego merupakan elemen kepribadian yang tumbuh dan
berkembang, naik turun selama manusia hidup. Superego merupakan gudang dari
nilai, norma, dan etika yang dianut seseorang. Ego merupakan elemen kepribadian yang bersifat
sebagai penengah dari dua elemen sebelumnya, id dan superego.
b. Teori Pemenuhan
Teori ini didasari suatu premis bahwa manusia hanya memiliki satu dasar
kekuatan yang secara terus-menerus mendorongnya ke arah pemenuhan akan
aktualisasi diri.
Ada lima tingkatan kebutuhan
manusia, yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis, merupakan
kebutuhan yang paling mendasar dari setiap manusia. Manusia membutuhkan
sandang, pangan, papan, dan kesehatan.
2. Kebutuhan akan rasa aman
Manusia membutuhkan rasa aman,
baik secara fisik maupun secara mental, membutuhkan kemerdekaan. Setiap oarang
menginginkan kemerdekaan untuk menentukan hidupnya, menyampaikan pikiran,
pendapat dan juga hasratnya.
3. Kebutuhan sosial.
Secara kodrati manusia
merupakan makhluk sosial. Dia membutuhkan cinta. Dia membutuhkan teman untuk
berinteraksi dan berinterelasi dengan yang lain.
4. Kebutuhan akan harga diri
Setiap orang membutuhkan
penghargaan, pengakuan dan kepercayaan dari orang lain.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri.
Setiap orang memiliki potensi
diri yang diberikan Tuhan kepadanya. Manusian juga mengembangkan semua potensi
yang ada pada dirinya seoptimal mungkin.
Berdasarkan dua pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa secara hakikat sejak lahir manusia memilki kebutuhan
dari yang paling mendasar hingga aktualisasi diri.
c. Teori Konsistensi
Menurut teori ini kepribadian
manusia itu tidak dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari melalui pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan dimana manusia itu hidup.
Adapun tipe-tipe kepribadian sebagai berikut :
1)
Tipe realistic
Mereka yag berada pada areal ini adalah cenderung
sebagai orang yang memilikikeengganan social, agak pemalu, bersikap
menyesuaikan diri, materialistik, polos,keras hati, praktis, suka berterus
terang, asli, maskulin dan cenderung atletis, stabil,tidak ingin menonjolkan
diri, sangat hemat, kurang berpandangan luas, dan kurangmau terlihat.
2)
Tipe investigatif
Mereka yang berada di dalam tipe ini cenderung
berhati-hati, kritis, ingin tahu,mandiri, intelektual, instropektif, introvert,
metodik, agak pasif, pesimis, teliti,rasional, pendiam, menahan diri dan kurang
popular.
3)
Tipe artistikOrang-orang yang masuk tipe ini cenderung untuk
memperlihatkan dirinya sebagai orang yang “agak sulit” (complicated),tidak teratur, emosional, tidak
materialistik,idealistis, imaginative, tidak praktis, implusit, mandiri,
introspeksi, intuitif, tidakmenyesuaikan diridan orisinil/asli
4)
Tipe sosial
Mereka yang tergolong dalam tipe ini sosial ini
cenderung untuk memperlihatkandirinya sebagai orang yang suka kerjasama, suka
menolong, sopan santun (friendly), murah
hati, agak konservatif, idealistis, bersifat social, bertanggung jawab.
5)
Tipe enterprisingMereka yang masuk dalam tipe ini cenderung
memperlihatkan dirinya sebagai orangyang gigih encapai keuntungan,
petualang, bersemangat (ambisi), dominan, energik,optimis, percaya diri,
social, dan suka bicara.
6)
Tipe conventional Mereka yang masuk dalam tipe ini adalah
orang-orang yang mudah menyesuaikan diri (conforming), teliti, efisien, sopan santun,
tenang, pemalu, patuh, teratur dancenderung rutin, keras hati, praktis, kurang
imajinasi, tetapi kurang mengontrol diri.
3.
Atribut kepribadian
Ada sejumlah atribut
kepribadian yang perlu dicermati, di antaranya :
a. Daerah pengendalian ( locus of
control)
Daerah pengendalian berkenaan dengan sejauh mana seseorang merasa yakin
bahwa tindakannya akan memengaruhi imbalan yang akan diterimanya. Ada dua sifat
pengendalian kepribadian, yaitu internal dan eksternal. Kepribadian yang
bersifat pengendalian internal adalah kepribadian dimana seseorang percaya
bahwa dialah yang mengendalikan apa yang terjadi pada dirinya. Sedangkan sifat
kepribadian pengendalian eksternal adalah keyakinan seseorang bahwa apa yang
terjadi pada dirinya ditentukan oleh lingkungan (diluar dirinya), seperti nasib
dan keberuntungan.
b. Paham otoritarian
Paham ini berkeyakinan bahwa ada perbedaan status dan kekuasaan pada
orang-orang yang ada dalam organisasi. Sifat kepribadian otoritarian yang
tinggi memiliki intelektual yang kaku, membedakan orang atau kedudukan dalam
organisasi, mengeksploitasi orang yang memiliki status di bawahnya, suka curiga
dan menolak perubahan.
c. Orientasi prestasi
Orientasi juga merupakan karakteristik kepribadian yang dapat digunakan
untuk meramal perilaku orang. Mc Clelland, tentang kebutuhan untuk
berpresentasi, meenyebutkan bahwa ada dua karakteristik sifat kepribadian
seseorang yang memilki kebutuhan untuk berprestasi tinggi, yaitu : (1) Mereka
secara pribadi ingin bertanggungjawab atas keberhasilan dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan kepadanya. (2) Mereka lebih senang dengan suatu resiko.
Resiko merupakan tantangan yang mengasikkan. Jika berhasil melewatinya maka ia
akan merasa puas.
4.
Introversi dan Ekstroversi
Introversi adalah sifat
kepribadian seseorang yang cenderung menghabiskan waktu dengan dunianya sendiri
dan menghasilkan kepuasan atas pikiran dan perasaannya. Ekstroversi merupakan
sifat kepribadian yang cenderung mengarahkan perhatian kepada orang lain,
kejadian di lingkungan dan menghasilkan kepuasan dari stimulus lingkungan.
5.
Persepsi
Gitusudarmo menyebutkan bahwa
persepsi sebagai suatu proses memperhatikan dan menyeleksi, mengorganisasikan
dan menafsirkan stimulus lingkungan. Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi, di
antaranya:
a. Ukuran, di mana
semakin besar atau semakin kecil ukuran suatu objek fisik maka akan semakin
dipersepsikan.
b. Intensitas, di mana semakin tinggi
tingkat intensitas suatu stimulus maka semakin besar kemungkinannya untuk
dipersepsikan.
c. Frekuensi, di
mana semakin sering frekuensi suatu stimulus maka akan semakin dipersepsikan
orang. Misalnya perusahaan yang gencar mengiklankan produknya di berbagai
media.
d. Kontras, di mana stimulus yang
kontras/mencolok dengan lingkungannya akan semakin dipersepsi orang. Seseorang
yang tampil “beda” secara fisik akan semakin dipersepsikan orang.
e. Gerakan, di mana
stimulus dengan gerakan yang lebih banyak akan semakin dipersepsikan orang
dibanding stimulus yang gerakannya kurang. Misalnya di suatu ruangan yang
hening, semua diam, tiba-tiba ada seseorang yang gerak, maka semua orang di
ruangan tersebut akan memperhatikan orang yang bergerak itu.
f. Perubahan, di
mana stimulus yang berubah-ubah akan menarik untuk diperhatikan dibanding
stimulus yang tetap. Misalnya lampu yang nyalanya berkelip-kelip atau memiliki
warna yang bermacam-macam akan lebih menarik perhatian.
g. Baru, di mana
suatu stimulus baru akan lebih menarik perhatian orang dibanding stimulus lama.
Misalnya buku terbitan baru tentu akan lebih menarik perhatian pubik dibandingkan
dengan buku terbitan lama
h. Unik, di mana
semakin unik suatu objek atau kejadian maka akan semakin menarik orang lain
untuk memperhatikannya.
i. Pelaku Presepsi. Bila
seorang individu memandang dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya,
penafsiran itu sarat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi individual itu.
j. Target.
Karakteristik dalam target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang
dipresepsikan.
k. Situasi. Adalah penting konteks
dalam mana kita melihat objek-objek atau peristiwa-peristiwa.
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi dalam persepsi
atau adanya perbedaan persepsi dalam memaknai sesuatu. Faktor tersebut adalah :
a. Pemberian kesan (perceiver)
Bagaimana seseorang memberikan
arti terhadap sesuatu sangat ditentukan oleh karakteristik kepribadian orang
tersebut. Misalnya umur, lamanya bekerja, status, tingkat pendidikan, agama,
budaya, dan lain-lain.
- Sasaran
Atribut yang melekat pada objek
yang sedang diamati akan dipersepsikan sehingga dapat mempengaruhi bagaimana
orang mempresepsikan hal tersebut. Misalnya dari wujud fisik, tinggi, bentuk
tubu, rambut, cara berpakaian, suara, gerakan, bahasa tubuh maupun sikap yang
memberikan berbagai persepsi yang berbeda dari tiap orang berbeda.
- Situasi
Lingkungan sangat menentukan
individu/kelompok dalam mempresepsikan objek atau kejadian. Contohnya, setiap
malam minggu Anda meliha seseorang di sebuah cafe. Menurut Anda, orang tersebut
tidak menarik. Tetapi ketika orang tersebut datang ke masjid, menurut Anda
orang tersebut menjadi sangat menarik. Namun mungkin saja orang lain tidak
menilainya demikian.
6.
Kemampuan
Kemampuan yaitu kapasitas
individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Pencapaian
tujuan organisasi atau manajemen yang berhasil adalah kemampuan seorang
pimpinan untuk mengeksploitasikan kelebihan sebesar-besarnya dan menekankan
kekurangannya dari berbagai orang untuk bersama-sama meningkatkan
produktifitas. Kategori dikelompokkan menjadi dua yaitu kemampuan intelektual
dan kemampuan fisik.
- Kemampaun intelektual merupakan kemampuan yang
diperlukan untuk mengerjakan kegiatan mental. Untuk mengungkapkan kemampuan ini
digunakan tes IQ yang berusaha mengeksplorasi dimensi kecerdasan numerik yaitu
kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat, pemahaman verbal yaitu kemampuan
memahami apa yang dibaca dan didengar serta relasinya satu sama lain, kecepatan
perseptual yaitu kemampuan mengenali kemiripan dan beda visual dengan cepat dan
tepat, penalaran induktif yaitu kemampuan mengenali suatu urusan secara logis
dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah tersebut, penalaran
deduktif yaitu kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari suatu
argumen, visualisasi ruangan yaitu kemampuan membayangkan bagaimana suatu objek
akan tampak seandainya posisinya dalam ruangan dirubah, ingatan (memory) yaitu
kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman masa lalu. Untuk pekerjaan
yang memerlukan rutinitas tinggi dan tidak memerlukan intelektualitas tinggi,
IQ tinggi tidak ada relevansinya dengan bekerja. Namun pemahaman verbal,
kecepatan persepsi, visualisasi ruang, dan ingatan banyak diperlukan di
berbagai bidang pekerjaan. Sehingga tes IQ tetap diperlukan.
- Kemampuan fisik
merupakan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas yang menuntut stamina, kecekatan, keterampilan,
dan kekuatan.
Karyawan yang mempunyai
kemampuan intelektual dan fisiknya tidak sesuai dengan tuntutan pekerjaan,
dipastikan akan merupakan penghambat pencapaian tujuan kinerja atau
produktifitasnya.
Faktor-faktor pembentuk perilaku
Ada dua pendapat yang
bertentangan mengenai faktor-faktor membentuk kepribadian, yaitu:
1. Aliran yang percaya
bahwa kepribadian seorang secara murni ditentukan oleh faktor bawaan.
Sebagai contoh: seorang anak
yang dilahirkan dengan gen tertentu yang dikenal dengan down syndrome. Hal ini
menyebabkan dimilikinya IQ yang sangat rendah,
2. Aliran yang
menggunakan pengaruh faktor lingkungan.
Jadi lingkungan berpengaruh
untuk pembentukan perilaku seseorang.
Daftar
pustaka
http://gudangilmumahasiswa.blogsaya.com/post/perilaku-individu-dalam-organisasi.html
http://lisarahayu18.blogspot.co.id/2014/12/perilaku-individu-dalam-organisasi.html
http://dianloves.me/mengelola-perbedaan-individu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar