Minggu, 22 Mei 2016

Prilaku Organisasi



Prilaku Organisasi

Pengertian menurut ahli :Toha (2001) bahwa yang dimaksud perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.
Pengertian lain : Pengertian perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mengamati tentang pengaruh perilaku individu, kelompok dan perilaku dalam struktur organisasi dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan guna memperbaiki keefektifan organisasi.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi perilaku organisasi
1.       Peningkatan produktifitas
Organisasi dikatakan produktif jika tujuan dapat dicapai dan proses pencapaian tersebut dilakukan dengan merubah masukan menjadi keluaran dengan biaya yang paling rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktifitas berhubungan dengan keefektifan dan keefisienan.
2.       Pengurangan kemangkiran
Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat kemangkiran  yang tinggi dapat berdampak langsung pada keefektifan dan efisiensi organisasi.
3.       Penurunan Turn Over
Turn over adalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi.
4.       Peningkatan kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima karyawan dan banyaknya yang mereka yakini harus mereka terima. Karyawan dikatakan merasakan puas bila perbedaan bernilai positif secara perhitungan matematis.

Faktor – faktor yang menghambat prilaku organisasi
1.       Keterbatasan sumber daya (resource limition)
      Hal ini terjadi karena terbatasnya sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, sehingga tidak mampu membiayai perubahan yang diharapkan.
2.       Terperangkap oleh biaya (Sunk Cost)
      Perubahan yang diharapkan dilaksanakan dalam organisasi dapat terhambat karena organisasi terperangkap oleh biaya yang harus dikeluarkan untuk kekayaan yang tidak dapat dengan cepat diuangkan sebagai akibat investasi pada kekayaan tetap yang memberikan hasil (ROI) tidak sesuai dengan yang diharapkan.
3.       Akumulasi hambatan-hambatan perilaku yang bersifat resmi (accumulations of official constrain’s on Behaviour).
      Hambatan-hambatan ini dapat berupa status, ketentuan-ketentuan hokum, hubungan personal didalam struktur organisasi ,dan lain-lain, yang semakin berpengalaman suatu organisasi, semakin berkembang ketentuan-ketentuan resmi yang melembaga dan membatasi perilaku individu-individu didalamnya.
4.       Hambatan-hambatan  perilaku yang tidak resmi dan tidak direncakan.
     Hambatan ini datang melalui kelompok informal didalam organisasi formal, berupa antara lain sabotase bawahan terhadap program perubahan.
5.       Kesepakatan antar organisasi
      Perubahan organisasi juga dapat terhambat oleh kesepakatan organisasi dengan organisasi lain. Kesepakatan ini dapat berupa kontak kerja, kesepakatan dengan pelanggan (perjanjian jual beli), kesepakatan dengan pesaing (melalui OPS), kesepakatan untuk mematuhi ketentuan pemerintah, dan lain-lain.
Untuk melaksanakan perubahan didalam organisasi, maka hambatan-hambatan tersebut harus dapat diantisipasi dan diatasi, mengingat bahwa perubahan didalam organisasi merupakan tuntutan yang perlu dilaksanakan seiring dengan laju dinamika masyarakat tempat organisasi berbeda. Perubahan ini dapat dilaksanakn sebagai keharusan atau secara sukarela (involuntary change or voluntary change).




Daftar Pustaka
http://pelajardankomputer.blogspot.co.id/2015/12/tugas-perilaku-dan-perancangan.html

Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan Dan Membangun Tim


Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan Dan Membangun Tim
 
.Pengertian Peran Kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Sedangkan pengertian peran adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu.Jadi dari keterangan di atas dapat disimpulkan  bahwa peranan kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan baik, antara lain :

1.       Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan  pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan
2.       Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang
3.       Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca”Situasi.
4.       Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui  pertumbuhan dan perkembangann
5.       Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.

Peran pemimpin dalam pengambilan keputusan dapat melalui tahapan – tahapan proses pengambilan keputusan, diantarannya :
a.       Identifikasi masalah
b.        Mendefinisikan masalah
c.        Memformulasikan dan mengembangkan alternative
d.       Implementasi keputusan
e.       Evaluasi keputusan

Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya

Sedangkan pemimpin dalam membangun tim dapat didefinisikan sebagai berikut :
Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses untuk memberikan pengarahan dan pengaruh pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas sekelompok anggotanya. Mereka yakin bahwa tim tidak akan sukses tanpa mengkombinasikan kontribusi setiap anggotanya untuk mencapai tujuan akhir yang sama.
Adapun peranan pemimpin dalam tim adalah sebagai berikut: :
a. Memperlihatkan gaya pribadi
b. Proaktif dalam sebagian hubungan
c. Mengilhami kerja tim
d. Memberikan dukungan timbal balik
e. Membuat orang terlibat dan terikat
f. Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasi
g. Mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara kontruktif
h. Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja
i. Mengakui prestasi anggota tim
j. Berusaha mempertahankan komitmen
k. Menempatkan nilai tinggi pada kerja tim.




Daftar Pustaka

1.       http://www.academia.edu/8744718/PERAN_KEPEMIMPINAN_DALAM_PENGAMBILAN_KEPUTUSAN_MAKALAH_Diajukan_Untuk_Memenuhi_Tugas_Mata_Kuliah_Kepemimpinan_Pendidikan 
2.      http://cahhpurba.blogspot.co.id/2012/04/peran-kepemimpinan-dalam-pengambilan.html
3. https://teguhsantoso06.wordpress.com/2012/06/06/kepemimpinan-leadership/

Kamis, 19 Mei 2016

Pendekatan Dalam Kepemimpinan



Pendekatan dalam kepemimpinan

Menurut stoner kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas
Ada tiga implikasi penting,  
1.  kepemimpinan melibatkan orang lain ( bawahan atau pengikut ), kualitas seorang pemimpin ditentukan oleh bawahan dalam menerima pengarahan dari pemimpin.
2.    kepemimpinan merupakan pembagian yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa dari kegiatan anggota kelompok dan sebaliknya anggota kelompok atau bawahan secara tidak langsung mengarahkan kegiatan pimpinan.
3.  kepemimpinan disamping dapat mempengaruhi bawahan juga mempunyai pengaruh. Dengan kata lain seorang pimpinan tidak dapat mengatakan kepada bawahan apa yang harus dikerjakan tapi juga mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah pemimpin.

Menurut Yulk dalam Samba Salim (2009) terdapat empat macam pendekatan yang dapat digunakan untuk mempelajari kepemimpinan yaitu:

1. Pendekatan Ciri (Trait Approach)
 
Pendekatan ini menekankan pada atribut-atribut pribadi dari para pemimpin. Dasar dari pendekatan ini adalah asumsi adalah bahwa beberapa orang merupakan pemimpin alamiah yang dianugerahi dengan beberapa ciri yang tidak dipunyai orang lain. Dengan demikian, penelitian yang menggunakan pendekatan ini difokuskan untuk menemukan beberapa ciri atau sifat dari pemimpin yang dianggap sukses serta mencari keterkaitan antara sifat atau ciri tersebut dan keefektifan kelompok atau organisasi.

2. Pendekatan Perilaku (Behavior Approach)
 
Pendekatan perilaku berlandaskan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap dan bertindak dari pemimpin yang bersangkutan. Penelitian mengenai perilaku dibagi ke dalam dua kategori umum. Kategori pertama adalah penelitian mengenai sifat dari pekerjaan manajerial yang menguji bagaimana para manajer memanfaatkan waktu mereka, dan mencoba untuk menjelaskan isi dari kegiatan-kegiatan manajerial dengan menggunakan kategori isi yang disebut sebagai peran, fungsi, serta tanggung jawab manajerial. Penelitian kategori yang kedua adalah membandingkan perilaku dari para pemimpin yang efektif dan tidak efektif. Para peneliti mencoba untuk mempelajari cara para pemimpin mendelegasikan tugas, berkomunikasi, memotivasi bawahan dan sebagainya. Penelitian mengenai perilaku memperlihatkan bahwa perilaku kepemimpinan yang sesuai untuk situasi tertentu, belum tentu sesuai untuk situasi yang lain.

3. Pendekatan Kekuasaan–Pengaruh (Power –Influence Approach)
 
Pendekatan ini menganggap bahwa kekuasaan sangat penting bukan hanya untuk mempengaruhi bawahan, tetapi juga untuk mempengaruhi rekan sekerja, atasan dan orang-orang di luar organisasi. Banyak penelitian menggunakan pendekatan kuasa-pengaruh yang mencoba menjelaskan efektivitas kepemimpinan dalam konteks dan jumlah kekuasaan yang dimiliki pemimpin, jenis kekuasaan dan bagaimana kekuasaan itu digunakan.

4. Pendekatan Situasional
 
Pendekatan situasional menekankan pada pentingnya faktor-faktor kontekstual seperti sifat pekerjaan yang dilaksanakan oleh unit pemimpin, sifat lingkungan eksternal dan karakteristik para pengikut. Penelitian dengan pendekatan situasional dibagi dalam dua kategori. Kategori yang pertama adalah memperlakukan perilaku manajerial sebagai sebuah variabel independen dan para peneliti mencoba menemukan bagaimana perilaku tersebut dipengaruhi oleh aspek-aspek situasional seperti jenis organisasi atau posisi manajerial. Kategori yang kedua adalah mengidentifikasi aspek-aspek yang “melunakkan” hubungan dari perilaku atau ciri pemimpin terhadap efektivitas kepemimpinan. Asumsinya adalah bahwa pola perilaku yang berbeda atau pola ciri akan menjadi efektif di dalam situasi yang berbeda-beda dan bahwa pola perilaku atau pola ciri tidaklah optimal dalam semua situasi.









Daftar Pustaka